Kamis, 26 September 2013

Hakekat Pendidikan Multikultural



BAB I
PENDAHULUAN
                            
A.     Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan. Sehingga nantinya perbedaan tersebut tidak menjadi sumber konflik dan perpecahan. Sikap saling toleransi inilah yang nantinya akan menjadikan keberagaman yang dinamis, kekayaan budaya yang menjadi jati diri bangsa yang patut untuk dilestarikan.
Dalam pendidikan multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang ada berada dalam posisi yang sejajar dan sama, tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap lebih tinggi (superior) dari kebudayaan yang lain, dialog meniscayakan adanya persamaan dan kesamaan diantara pihak-pihak yang terlibat, anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari kebudayaan yang lain  akan melahirkan fasisme, nativisme dan chauvinism, dengan dialog, diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan memperkaya kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan sehingga nantinya terwujud masyarakat yang makmur, adil, sejahtera yang saling menghargai perbedaan.

B.     Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk:
v  Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural.
v  Mengetahui pengertian dan dasar Pendidikan Multikultural.
v  Memahami arti pentingnya Pendidikan Multikultural.
v  Menambah iltu tentang Tujuan dan Fungsi Pendidikan Multikultural.

C.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan hakekat dan dasar Pendidikan Multikultural?
2.      Apa arti pentingnya Pendidikan Multikultural?
3.      Apa tujuan dan fungsi Pendidikan Multikultural?
BAB II
ISI

A.      PENGERTIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Pengertian “Multikultural” mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras, dan berkebutuhan khusus.
Pike memakai istilah Emic dan Ethic untuk menjelaskan dua sudut pandang dalam mempelajari perilaku multikultural. Ethic merupakan titik pandang dalam mempelajari budaya dari luar sistem budaya itu, dan merupakan pendekatan awal dalam mempelajari suatu sistem budaya yang asing.  Sedangkan emic merupakan titik pandang dari dalam sistem budaya tersebut. Ethic menjelaskan universalitas suatu konsep kehidupan sedangkan emic menjelaskan keunikan dari sebuah konsep budaya.
Contoh :
Ethic à tertawa merupakan ekspresi rasa senang.
Emic à suku Dayak di Kalimantan akan memenggal kepala musuh.
(Jelas sekali bahwa ethic itu merupakan bentuk universal semua budaya, namun emic tidak dapat digeneralisasikan untuk menjelaskan perilaku seluruh suku di Indonesia karena merupakan keunikan dari satu budaya itu sendiri)
Contoh yang lain :
1.      Kebiasaan abdi dalem di Keraton Jogja dan Solo yang selalu berjalan jongkok sebagai tanda penghormatan mereka tethadap rajanya.
2.      Wanita Jawa jaman dahulu yang dianggap sebagai tiyang wingking sebagai presepsi bahwa wanita memberi dukungan kepada suami.
3.      Orang muda Jawa menggunakan Bahasa Krama Inggil jika berbicara dengan Orang yang lebih tua.
Pendidikan Multikultural merupakan ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah.

B.       DASAR PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Berdasarkan kondisi masyarakat Indonesia yang multicultural, maka jenis pendidikan yang cocok bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan multicultural. Pendidikan Multikultural paling tidak menyangkut tiga hal yaitu (1) ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya, (2) gerakan pembaharuan pendidikan dan (3) proses. Berikut ini akan diuraikan dasar yang membentuk perlunya Pendidikan Multikultur.
1.      Ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda seperti usia, agama, gender, kelas sosial, etnis, ras, atau karakteristik budaya tertentu yang melekat pada diri masing-masing. Pendidikan Multikultural berkaitan dengan ide bahwa semua siswa tanpa memandang karakteristik budayanya itu seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah.
Keragaman budaya yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia akan memunculkan suatu sikap saling menghargai jika seorang individu tersebut mampu menyerap dan mengaplikasikan dengan baik adanya keragaman budaya. Sehingga diperlukan pentingnya kesadaran terhadap keragaman budaya yang ada. Hal tersebut merupakan keniscayaan atau kepastian adanya perbedaan, namun itu harus diterima secara wajar dan bukan untuk membedakan. Artinya perbedaan itu perlu kita terima sebagai suatu kewajaran dan perlu sikap toleransi agar kita bisa hidup berdampingan secara damai tanpa melihat unsur yang berbeda itu untuk membeda-bedakan.
2.      Gerakan pembaharuan pendidikan
Gerakan pembahauruan pendidikan  yang dimaksud diatas ialah suatu gerakan perubahan yang diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan. Upaya-upaya/gerakan  pembaharuan pendidikan sangat diperlukan,hal ini untuk menanggapi dan mencari jalan keluar terhadap suatu masalah-masalah pendidikan yang dihadapi sekarang ini, selain itu untuk memperkembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis. Apabila upaya-upaya ini benar-benar dilakukan sesuai dengan bentuk upaya pendidikan seperti yang diuraikan diatas, tentunya hal ini harus diimbangi dengan kerja sama yang baik antara siswa didik, pendidik dan orang tua. Maka dunia pendidikan akan semakin maju dan berkembang.
Adanya karakteristik pada siswa memungkinkan untuk mendapatkan kesempatan belajar yang lebih baik. Beberapa karakteristik institusional dari sekolah secara sistematis menolak siswa dengan karakteristik tertentu untuk mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama, walaupun itu dibungkus secara halus dalam bentuk aturan tertentu. Terdapat kesenjangan yang muncul dengan fenomena munculnya sekolah favorit yang didominasi oleh orang kaya. Selain itu, adanya diskriminasi terdapat diskriminasi terhadap masyarakat keturunan Tionghoa yang kesulitan untuk berkecimpung dalam pemerintahan dan pertahanan. Pendidikan Multikultur bukan sekedar merupakan praktek aktual satu bidang studi atau program pendidikan semata, namun mencakup seluruh aspek pendidikan.
3.      Proses Pendidikan
Pendidikan multicultural adalah proses menjadi yang harus dipandang secara terus-menerus dan bukan sebagai sesuatu yang langsung bisa tercapai untuk memperbaiki prestasi secara utuh. Karena tujuan Pendidikan Multikultur tidak akan pernah tercapai secara penuh, kita seharusnya bekerja secara kontinyu meningkatkan persamaan pendidikan untuk semua siswa (educational equality for all students).
Dasar Pendidikan Multikultural:
a.       kesempatan yang sama bagi setiap siswa untuk mewujudkan potensi sepenuhnya,
b.      penyiapan pelajar untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat antar budaya,
c.       Penyiapan pengajar agar memudahkan belajar yang efektif tanpa memandang persamaan atau perbedaan budaya dengan dirinya,
d.      partisipasi aktif sekolah dalam menghilangkan penindasan dalam segala bentuknya. Pertama-tama dengan menghilangkan penindasan di sekolahnya sendiri, kemudian menghasilkan lulusan yang sadar dan aktif secara sosial dan kritis,
e.       pendidikan harus berpusat pada siswa dengan mendengarkan aspirasi dan pengalaman siswa,
f.       pendidik, aktivis, dan yang lain harus mengambil peranan lebih aktif dalam mengkaji kembali semua praktek pendidikan, termasuk teori belajar, pendekatan mengajar, evaluasi, psikhologi sekolah dan bimbingan, materi pendidikan dan buku teks, dan lain-lain.
Menurut Paul Gorski pendidikan multikultural merupakan pendekatan progresif untuk mengubah pendidikan secara holistik dengan mengkritik dan memusatkan perhatian pada kelemahan, kegagalan, dan praktek diskriminatif di dalam pendidikan akhir-akhir ini. Yang menjadi landasan pendidikan multicultural adalah persamaan pendidikan, keadilan social, dan dedikasi.
C.       RASIONALITA ARTI PENTINGNYA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Masyarakat Indonesia terdiri dari masyarakat multikultur yang mencakup berbagai macam perspektif budaya yang berbeda. Jadi sangat relevanlah bagi sekolah di Indonesia untuk menerapkan Pendidikan Multikultural. Pendidikan Multikultural dapat melatih siswa untuk menghormati dan toleransi terhadap semua kebudayaan.
Pendidikan Multikultural sebagai kesadaran merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada keyakinan bahwa budaya merupakan salah satu kekuatan yang dapat menjelaskan perilaku manusia. Budaya memiliki peranan yang sangat besar di dalam menentukan arah kerjasama maupun konflik antar sesama manusia.
Huntington meramalkan bahwa pertentangan manusia yang akan datang merupakan pertentangan budaya. Oleh sebab itu kita perlu meneliti kekuatan yang tersimpan di dalam budaya masing-masing kelompok manusia agar dapat dimanfaatkan bagi kebaikan bersama. Pendidikan Multikultural dipersepsikan sebagai suatu jembatan untuk mencapai kehidupan bersama dari umat manusia di dalam era globalisasi yang penuh tantangan baru. Pertemuan antarbudaya bisa berpotensi memberi manfaat tetapi sekaligus menimbulkan salah paham. Itulah rasional yang menunjukkan arti pentingnya keberadaan Pendidikan Multikultural.

D.      TUJUAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Tujuan Pendidikan Multikultural dapat mencakup tiga aspek belajar (kognitif, afektif, dan tindakan) dan berhubungan baik nilai-nilai intrinsik (ends) maupun nilai instrumental (means) Pendidikan Multikultural.
Tujuan Pendidikan Multikultural mencakup:
1.      Pengembangan Literasi Etnis dan Budaya
Salah satu alasan utama gerakan untuk memasukkan Pendidikan Multikultural dalam program sekolah adalah untuk memperbaiki kelalaian dalam penyusunan kurikulum. Pertama, kita harus memberi informasi pada siswa tentang sejarah dan kontribusi dari kelompok etnis yang secara tradisional diabaikan dalam kurikulum dan materi pembelajaran, kedua, kita harus menempatkan kembali citra kelompok ini secara lebih akurat dan signifikan, menghilangkan bias dan informasi menyimpang yang terdapat dalam kurikulum.
Tujuan utama Pendidikan Multikultural adalah mempelajari tentang latar belakang sejarah, bahasa, karakteristik budaya, sumbangan, peristiwa kritis, individu yang berpengaruh, dan kondisi sosial, politik, dan ekonomi dari berbagai kelompok etnis mayoritas dan minoritas.
2.      Perkembangan Pribadi
Dasar psikhologis Pendidikan Multikultural menekankan pada pengembangan pemahaman diri yang lebih besar, konsep diri yang positif, dan kebanggaan pada identitas pribadinya. Mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan pengalaman budaya dan kelompok etnis yang lain dapat memperbaiki penyimpangan yang menganggap nilai yang ada pada kelompok yang dominan itu lebih unggul.
3.      Klarifikasi Nilai dan Sikap
Mengajari generasi muda untuk menghargai dan menerima pluralisme etnis, menyadarkan bahwa perbedaan budaya tidak sama dengan kekurangan atau rendah diri, dan untuk mengakui bahwa keragaman merupakan bagian integral dari kondisi manusia. Pengklarifikasian sikap dan nilai etnis didesain untuk membantu siswa memahami bahwa berbagai konflik nilai itu tidak dapat dielakkan dalam masyarakat pluralistik; dan bahwa konflik tidak harus menghancurkan dan memecah belah.
4.      Kompetensi Multikultural
Upaya interaksi lintas kultural seringkali terhalang oleh nilai, harapan dan sikap negatif ; kesalahan budaya (cultural blunders); dan dengan mencoba menentukan aturan etiket sosial (rules of social etiquette) dari satu sistem budaya terhadap system budaya yang lain. Pendidikan Multikultural dapat membantu siswa mempelajari bagaimana memahami perbedaan budaya tanpa membuat pertimbangan nilai yang semena-mena tentang nilai intrinsiknya.
5.      Kemampuan Keterampilan Dasar
Tujuan utama Pendidikan Multikultural adalah untuk memfasilitasi pembelajaran untuk melatih kemampuan ketrampilan dasar dari siswa yang berbeda secara etnis.
6.      Persamaan dan Keunggulan Pendidikan
Pendidik harus memahami secara keseluruhan bagaimana budaya membentuk gaya belajar, perilaku mengajar, dan keputusan pendidikan. Dengan memberikan pilihan yang lebih tentang bagaimana mereka akan belajar akan membantu memaksimalkan prestasi belajar mereka. Tujuan multikultural untuk mencapai persamaan dan keunggulan pendidikan mencakup kognitif, afektif dan ketrampilan perilaku, di samping prinsip demokrasi (Banks, 1993).
7.      Memperkuat Pribadi Untuk  Reformasi Sosial
Tujuan pendidikan multicultural adalah untuk memulai perubahan dari lingkungan sekolah dan meluas pada lingkungan masyarakat. Pada diri siswa sebagai agen perubahan social ditanamkan nilai, sikap, kebiasaan, dan keterampilan agar mereka menjadi agen perubahan yang berkomitmen kuat dalam memberantas perbedaan etnis dan rasial. Tujuan dan pengembangan ketrampilan ini didesain untuk membuat
masyarakat lebih benar-benar egaliter dan lebih menerima pluralisme kultural. Fungsi
multikulturalisme ini adalah apa yang dimaksudkan Banks dengan pendekatan aksi sosial dari Pendidikan Multikultural, yang mengajari siswa bagaimana menjadi kritikus sosial (social critics), aktivis politik (political activists), agen perubahan change agents), dan pemimpin yang berkompeten dalam masyarakat dan yang berbeda secara etnis dan pluralistik secara kultural.
8.      Memiliki Wawasan Kebangsaan dan Kenegaraan yang Kokoh
Multikultural perlu menambahkan materi, program dan pembelajaran yang memperkuat rasa kebangsaan dan kenegaraan dengan menghilangkan etnosentrisme, prasangka, diskriminasi dan stereotipe.
9.      Memiliki Wawasan Hidup yang Lintas Budaya dan Lintas Bangsa sebagai Warga Dunia
Hal ini berarti individu dituntut memiliki wawasan sebagai warga dunia (world citizen). Namun siswa harus tetap dikenalkan dengan budaya lokal, harus diajak berpikir tentang apa yang ada di sekitar lokalnya. Mahasiswa diajak berpikir secara internasional dengan mengajak mereka untuk tetap peduli dengan situasi yang ada di sekitarnya – act locally and globally.
10.  Hidup Berdampingan Secara Damai
Dengan melihat perbedaan sebagai sebuah keniscayaan, dengan menjunjung tinggi nilai kemanusian, dengan menghargai persamaan akan tumbuh sikap toleran terhadap kelompok lain dan pada gilirannya dapat hidup berdampingan secara damai.

E.       FUNGSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
The National Council for Social Studies (Gorski, 2001) mengajukan sejumlah fungsi yang menunjukkan pentingnya keberadaan dari Pendidikan Multikultural.
Fungsi tersebut adalah :
1.      Memberi konsep diri yang jelas.
2.      Membantu memahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau dari sejarahnya.
3.      Membantu memahami bahwa konflik antara ideal dan realitas itu memang ada pada setiap masyarakat.
4.      Membantu mengembangkan pembuatan keputusan (decision making), partisipasi sosial dan ketrampilan kewarganegaraan (citizenship skills).
5.      Mengenal keberagaman dalam penggunaan bahasa.
Pendidikan Multikultural memberi tekanan bahwa sekolah pada dasarnya berfungsi mendasari perubahan masyarakat dan meniadakan penindasan dan ketidakadilan.
Fungsi pendidikan multikultural yang mendasar adalah mempengaruhi perubahan sosial. Jalan di atas dapat dirinci menjadi tiga butir perubahan :
1.       Perubahan diri
2.      Perubahan sekolah dan persekolahan
3.      Perubahan masyarakat
Perubahan diri dimaknai sebagai perubahan dimulai dari diri siswa sendiri itu sendiri yang lebih menghargai orang lain agar dia bisa hidup damai dengan sekelilingnya. Kemudian diwujudkan dalam tata tutur dan tata perlakunya di lingkungan sekolah dan berlanjut hingga di masyarakat. Karena sekolah merupakan agen perubahan, maka diharapkan ada perubahan yang terjadi di masyarakat seiring dengan terjadi perubahan yang terdapat dalam lingkungan persekolahan. (Gorski, 2001).









BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Pengertian “Multikultural” mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras, dan berkebutuhan khusus. Menurut Paul Gorski pendidikan multikultural merupakan pendekatan progresif untuk mengubah pendidikan secara holistik dengan mengkritik dan memusatkan perhatian pada kelemahan, kegagalan, dan praktek diskriminatif di dalam pendidikan akhir-akhir ini.
Pendidikan Multikultural dapat menjadi elemen yang kuat dalam kurikulum Indonesia untuk mengembangkan kompetensi dan ketrampilan hidup (life skills). Masyarakat Indonesia terdiri dari masyarakat multikultur. Jadi sangat relevanlah bagi sekolah di Indonesia untuk menerapkan Pendidikan Multikultural. Tujuan pendidikan multikultural yang mendasar adalah mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa dengan karakteristik budayanya masing-masing memiliki kesempatan yang sama untuk mewujudkan potensinya secara penuh dan dapat mempengaruhi perubahan sosial.
Berdasarkan kondisi masyarakat Indonesia yang multikultural, maka untuk membentuk negara Indonesia yang kokoh perlu mengembangkan jenis pendidikan yang cocok untuk bangsa yang multikultural. Jenis pendidikan yang cocok untuk bangsa yang multikultur ini adalah Pendidikan Multikultural.

B.   Saran
Kami hanya bisa menyarankan semoga para pembaca lebih bisa memahami seluk beluk Pendidikan Multikultural, bahwa Pendidikan Multikultural sebagai kesadaran merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada keyakinan bahwa budaya merupakan salah satu kekuatan yang dapat menjelaskan perilaku manusia. Karena budaya memiliki peranan yang sangat besar di dalam menentukan arah kerjasama maupun konflik antar sesama manusia, oleh karena itu keanekaragaman budaya perlu kita ketahui dan kita teliti sehingga tidak terjadi kesalah pahaman di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar