Rabu, 02 Juli 2014

PERANAN MEDIA PADA TAHAP PRA-INTRUKSIONAL

PERANAN MEDIA PADA TAHAP PRA-INSTRUKSIONAL
Pada tahap pelajaran atau awal kegiatan belajar-mengajar (pra-instruksional) guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengarahkan perhatian, minat atau motivasi siswa terhadap pokok bahasan yang sesaat lagi akan dipelajari. Keadaan tersebut akan semakin terasa sulit apabila guru itu menginginkan kegiatan pengajarannya sebagai suatu proses yang mengundang peran serta siswa secara aktif atau yang mendorong terjadinya interaksi instruksional. Interaksi instruksional adalah interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan sumber belajar lainnya yang menghasilkan perubahan pada aspek-aspek tertentu pada diri siswa seperti aspek intelektual, keterampilan psikomotorik, interaktif, kognitif, dan afektif.
Media-media pembelajaran seperti realita, poster, dan rekaman audio dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk mencari lebih banyak informasi dari sumber belajar lain di dalam dan di luar sekolah. Upaya tersebut bisanya ditempuh siswa guna memenuhi rasa ingin tahunya tentang pokok bahasannya yang relevan dengan media yang ia gunakan. Namun besar kecilnya peranan media tahap ini sangat tergantung pada kemauannya dan kreativitas guru dalam menciptakan dan mengkodisikan lingkungan yang dibutuhkan. Lingkungan yang mampu merangsang rasa ingin tahu siswa dan yang mampu mengembangkan interaksi instruksional di kelas. Dalam kondisi yang demikian pengetahuan, kemampuan dan wawasan guru terhadap gambar dan visualisasi yang disukai siswa SD akan sangat membantu guru dalam memilih media yang tepat.
Uraian di atas menjelaskan bahwa gambar termasuk media sederhana yang dapat digunakan dengan baik di SD. Sebab gambar itu:
a. Disukai siswa
b. Murah harganya
c. Tak sulit mencarinya
Molenda (1989) menyarankan pada kita supaya dapat membedakan;
1. Gambar yang disukai orang karena mereka suka melihatnya dan menikmatinya,
2. Gambar yang dapat membantu proses belajar dengan baik.

Kebanyakkan orang lebih suka pada gambar berwarna. Namun ditinjau dari sudut efektivitas belajar, ternyata tidak ada perbedaan yang berarti antara hasil belajar dari gambar berwarna atau gambar hitam putih. Kecuali kalau warna itu merupakan bagian esensial dari topic yang dipelajari. Sungguhpun siswa-siswa yang lebih besar dan orang-orang yang dewasa lebih menyukai gambar yang rinci, namun demikian ternyata visualisasi yang sederhana biasanya lebih efektif bagi orang dari semua lapisan umur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar