MAKALAH KONSEP DASAR IPA DI SD LANJUT
BAB TUMBUHAN BERKLOROFIL DAN TUMBUHAN TIDAK BERKLOROFIL
Dosen Pengampu:
Drs. Daroni, M. Pd.
Nama Anggota Kelompok:
1.
Ade Apriani (1401412065)
2.
Kokoh Gondo Satrio (1401412494)
Rombel: 2
A
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami kehadirat Allah Subhanu Wa Ta’ala atas rahmat dan kemudahan
yang telah diberikan kepada kami, sehingga alhamdulillah akhirnya kami telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep
Dasar IPA di SD Lanjut berupa makalah tentang Tumbuhan Berklorofil dan Tumbuhan
Tidak Berklorofil. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran dari para pembaca akan membantu kami untuk memperbaiki makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami
tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada
rekan-rekan yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. Kami berharap semoga para
pembaca dapat mendapatkan manfaat setelah membaca makalah ini dan kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan, bahasa atau yang lainnya.
Tegal, Maret 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................................................... 1
C.
Rumusan
Masalah................................................................................................................. 1
BAB II ISI
A.
Tumbuhan
Berklorofil......................................................................................................... 2
v Pengertian Tumbuhan Berklorofil........................................................................... 2
v Definisi Klorofil...................................................................................................... 2
v Fotosintesis.............................................................................................................. 3
v Contoh-contoh Tumbuhan Berklorofil.................................................................... 4
B.
Tumbuhan Tidak Berklorofil..............................................................................................11
v Pengertian Tumbuhan Tidak Berklorofil................................................................11
v
Contoh-contoh
Tumbuhan Tidak Berklorofil.........................................................11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.........................................................................................................................17
B.
Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tumbuhan
memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan dan keseimbangan kehidupan di
dunia ini. Tumbuhan hijau
(berklorofil), misalnya memiliki peran sangat sentral di dalam menyediakan makanan bagi dirinya sendiri
dan bagi makhluk hidup lain dengan kemampuannya mengadakan fotosintesis.
Melalui proses fotosintesis, tumbuhan juga menghasilkan oksigen yang digunakan
oleh makhluk hidup untuk bernapas. Tumbuhan yang tidak berhijau daun (tidak berklorofil), juga memiliki peranan
penting dalam kehidupan.
Di dalam ekosistem, jamur saprofit berperan di dalam menguraikan zat organik
yang terdapat pada sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati menjadi zat
anorganik, dan mengembalikannya kepada lingkungan abiotik. Oleh karena itu diperlukan analisis yang baik dan benar
mengenai tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil agar kita dapat lebih
mengetahui dan memahami tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil.
B. Tujuan
Penulisan
Makalah ini disusun untuk:
v Memenuhi tugas mata kuliah Konsep
Dasar IPA di SD Lanjut.
v Menjelaskan tentang tumbuhan
berklorofil dan tidak berklorofil.
v Mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan tumbuhan berklorofil.
v Mengetahui beberapa contoh
tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil.
C. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
penjelasan tentang tumbuhan berklorofil itu?
2.
Bagaimanakah penjelasan mengenai tumbuhan tidak
berklorofil itu?
BAB
II
ISI
A. Tumbuhan Berklorofil
v
Pengertian
Tumbuhan Berklorofil
Dalam
biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam kingdom
Plantae. Ciri-ciri kingdom Plantae (dunia tumbuhan) yaitu tersusun dari sel
eukariotik, multiseluler, mempunyai dinding sel dari selulosa, mempunyai
klorofil, menyimpan makanan cadangan dalam bentuk amilum, dan bersifat autotrof
(dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik). Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme
termasuk di dalamnya. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan
berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan
bersifat autotrof dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui
proses fotosintesis. Pada
umumnya, tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi memiliki organ utama seperti
akar, batang, dan daun. Proses tumbuh pada tumbuhan berlangsung sepanjang hidup
dan terjadi pada bagian tubuh tertentu yang disebut titik tumbuh, misalnya
yang terjadi pada ujung batang dan ujung akar.
Tumbuhan berklorofil merupakan tumbuhan hidup yang autotrof artinya mahluk
hidup yang mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri tanpa tergantung
pada mahluk hidup lain. Makhluk
hidup yang lain (bersifat heterotrof) sangat bergantung pada mahluk hidup
autotrof.
Jika kita
melihat tumbuh-tumbuhan, warna yang tampak paling menonjol adalah warna hijau,
hal ini disebabkan adanya zat hijau daun yang disebut klorofil. Tumbuh-tumbuhan
dapat pula mempunyai warna-warna lain, yaitu kuning atau merah tergantung pada
pigmen (zat warna) yang dikandungnya. Pigmen atau zat warna pada
tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdapat dalam sel-sel jaringan
meristem yang dalam perkembangannya akan membentuk kloroplas ataupun kormoplas.
Semua
tumbuhan berklorofil atau memiliki zat hijau bernapas dengan menggunakan
stomata, termasuk pohon pisang dan mangga. Kedua tumbuhan ini berklorofil
sehingga membutuhkan oksigen. Stomata adalah alat pernapasan tumbuhan
berklorofil yang berupa bulu-bulu halus. Biasanya, alat ini terdapat di
permukaan daun. Udara masuk melalui stomata lalu menuju ke bagian inti sel
hingga akhirnya menyebar ke seluruh tubuh tumbuhan. Nah, selain lewat stomata,
tumbuhan bernapas dengan pori-pori yang terdapat di batang. Udara masuk melalui
pori-pori tersebut. Masih ada satu bagian lagi pada tumbuhan yang menjadi
keluar masuknya udara, yaitu akar. Walaupun letaknya di dalam tanah, bukan
berarti udara tidak dapat menembus akar. Justru, akar menjadi salah satu bagian
penting dalam pertukaran gas oksigen dan karbondioksida yang dibutuhkan
tumbuhan.
v
Definisi Klorofil
Istilah
klorofil berasal dari bahasa Yunani, yaitu chloros artinya hijau dan phyllos
artinya daun. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan,
alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses
fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga
kimia. Molekul klorofil menyerap cahaya merah, biru, dan ungu, serta
memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga mata manusia menerima
warna ini. Klorofil terdapat dalam kloroplas. Kloroplas adalah plastid yang mengandung
klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari
fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi
tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai
banyak plastid. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram
(kira-kira 2x5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal
dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan
intensitas cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral,
bintang menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid.
Pada tumbuhan tingkat
tinggi dapat ditemukan dua macam klorofil yaitu :
- Klorofil
a yang berwarna hijau tua
- Klorofil
b yang berwarna hijau muda
Selain kedua macam klorofil tersebut di temukan juga
karotenoid dan zat warna lain sehingga daun dapat berwarna lain seperti merah
kekuningan. Klorofil a merupakan klorofil utama yang berperan dalam proses
fotosintesis, sedangkan klorofil b, karotenoid dan zat warna lain berfungsi
sebagai penunjang dalam menangkap energi cahaya.
Meskipun
bervariasi, semua klorofil memiliki struktur kimia yang bermiripan, yaitu
terdiri dari porfirin tertutup (siklik), suatu tetrapirol dengan ion magnesium
di pusatnya dan “ekor” terpena. Kedua gugus ini adalah
kromofor (“pembawa warna”) dan berkemampuan mengeksitasi elektron apabila
terkena cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Fungsi klorofil pada fotosintesis yaitu:
1.
Menyerap energi matahari untuk
memecah molekul air dalam proses reaksi terang menjadi oksigen dan hidrogen.
2.
Memicu
fiksasi CO2 menjadi karbohidrat.
3.
Menyediakan
dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan, dan karbohidrat yang
dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein,
lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya.
4.
Menuntun energi agar terdapat ATP
yang mengumpul di kloroplas.
5.
Menjaga agar kloroplas tidak
mengalami degenerasi.
6.
Sebagai mediator pemindahan
elektron dalam proses transmisi elektron pada reaksi kimia di daun.
v
Fotosintesis
Proses
fotosintesis merupakan proses penyusunan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan
hijau. Klorofil merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar proses
fotosintesis dapat berlangsung. Selain klorofil diperlukan pula air (H2O),
karbondioksida (CO2) dan
energi cahaya. Jika salah satu dari keempat
komponen tersebut tidak ada maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Reaksi fotosintesis terjadi dalam
kloroplas dan secara garis besar prosesnya terjadi melalui reaksi sebagai
berikut:
KLOROFIL
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
CAHAYA
Fotosintesis
terjadi melalui dua tahap reaksi, yaitu :
1) Reaksi fotolisis/ reaksi terang/ reaksi Hill, adalah reaksi yang terjadi di dalam
kloroplas, memerlukan cahaya, air terurai menjadi O2 dan H2O.
2) Reaksi fisika CO2/ reaksi gelap/ reaksi Blackman, yaitu reaksi yang
terjadi dalam kloroplas, tidak memerlukan cahaya. Prosesnya berupa siklus yang
disebut Siklus Calvin.
Proses fotosintesis sangat bermanfaat bagi
manusia. Pada siang hari antara tumbuhan dan
manusia terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Pada siang
hari tumbuhan
menghasilkan oksigen yang sangat kita perlukan untuk respirasi dan sebaliknya
pada waktu kita bernapas
kita mengeluarkan karbondioksida yang
sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Dengan demikian antara tumbuhan dan
manusia akan terjadi siklus oksigen secara sederhana.
v Contoh-contoh Tumbuhan
Berklorofil
1.) Tumbuhan Lumut
Ciri-ciri
tumbuhan lumut:
~ Multiseluler, berklorofil, dan bersifat fotoautotrof.
~ Akar, batang, dan daun belum bisa dibedakan.
~ Tidak memiliki jaringan pembuluh.
~ Habitat di tempat lembab atau basah.
~ Memiliki siklus pergiliran keturunan (metagenesis).
~ Mengalami dua fase kehidupan. yaitu fase gametofit dan
fase saprofit.
~ Merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan talus
(lembaran) dan tumbuhan berkormus (cormophyta).
-Siklus Reproduksi Lumut-
Dalam perkembangbiakannya, lumut mengalami siklus pergiliran keturunan yang
dikenal dengan istilah metagenesis, yaitu:
Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Menurut bentuk tubuhnya, lumut dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Lumut hati (Hepaticeae), berbentuk lembaran (talus),
rizoidnya tidak bercabang dan terdapat di bawah tangkai atau talusnya. Umumnya
hidup di tebing-tebing yang lembab. Contoh: Marchantia polymorpha,
Ricciocarpus sp.
2. Lumut daun (Bryophyta), banyak ditemukan di tempat yang
basah atau lembab, berbatang semu, dan terdapat daun yang bersusun spiral. Pada
pangkal batang terdapat rizoid yang bercabang dan bersekat dan berfungsi
sebagai akar. Contoh: Polytrichum juniperinum dan Pogonatum cirratum.
3. Lumut tanduk (Anthocerotophyta), memiliki sporofit yang
membentuk kapsul memanjang mirip seperti tanduk hewan. Contoh: Anthoceros leavis.
Beberapa manfaat tumbuhan lumut, diantaranya:
Ø Berperan dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap
polutan.
Ø Beberapa
tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang.
Ø Beberapa
spesies Sphagnum
sp dapat digunakan sebagai
obat kulit dan mata, Sphagnum jenis
cristatum dan subnitens
dalam kondisi kering juga dapat digunakan untuk medium pertumbuhan pada
tanaman-tanaman holtikultura, seperti sayur dan buah-buahan.
Ø Lumut jenis Marchantia sp digunakan
sebagai obat penyakit hati.
Ø Secara keseluruhan, tumbuhan lumut yang hidup di daerah
hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah terjadinya erosi, mengurangi
resiko banjir, dan juga dapat berguna untuk penyerapan air tanah sehingga dapat
menyediakan air pada saat terjadinya musim kemarau. Begitu juga dengan tumbuhan
lumut yang sudah mati dapat dimanfaatkan menjadi penambah zat organik dalam
tanah sehingga tanah menjadi lebih subur dan tumbuhan lain dapat tumbuh
diatasnya.
Ø Tumbuhan lumut yang hidup di atas bebatuan juga lama
kelamaan akan menyebabkan pelapukan pada batuan, sehingga batu hancur dan
menjadi tanah. Proses pelapukan batuan yang dibantu oleh tumbuhan lumut
disebabkan oleh rizoid lumut yang menembus permukaan batuan, sehingga batuan
menjadi rapuh dan hancur lalu membentuk tanah dan menjadi tempat tumbuh tanaman
lainnya, sehingga lumut juga disebut sebagai tumbuhan perintis (mampu hidup di
lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya).
2.) Rumput
Rumput merupakan tumbuhan pendek yang sering ada di halaman, pinggir
jalan atau lapangan. Rumput dianggap sebagai gulma pengganggu tanaman bila
berada di sekitar tanaman yang sengaja ditanam, tapi merupakan aset utama
lapangan sepak bola. Ada berbagai jenis rumput, diantaranya yaitu rumput gajah,
rumput laut, rumput peking, dan lain-lain.
3.)
Tumbuhan Paku
Ciri-ciri tumbuhan paku:
~ Sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati.
~ Memiliki berkas pembuluh angkut.
~ Terdiri atas dua fase generasi, yaitu sporofit
(menghasilkan spora) dan gametofit (menghasilkan sel kelamin). Fase sporofit
memiliki sifat lebih dominan dari fase gametofit.
~ Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi daun tropofil (untuk fotosintesis) dan daun sporofil (penghasil spora).
~ Berdasarkan bentuknya, daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi daun mikrofil (daun kecil) dan daun makrofil (daun besar).
~ Habitat ada yang di darat dan di perairan.
Klasifikasi Tumbuhan Paku
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku diklasifikasikan
menjadi tiga:
1. Paku homospora, yaitu tumbuhan paku yang hanya
menghasilkan satu jenis spora. Contoh: Adiantum cuneatum (suplir), Lycopsida
(paku kawat).
2. Paku heterospora, yaitu paku yang menghasilkan dua jenis
spora yang berbeda, yaitu mikrospora (jantan) dan makrospora (betina). Contoh: Selaginella
wildenowii (paku rane), Marsilea crenata (semanggi).
3. Paku peralihan, yaitu paku yang menghasilkan spora dengan
bentuk dan ukuran yang sama. Jenis ini dianggap sebagai bentuk peralihan antara
paku homospora dan heterospora. Contoh: Equisetum debile (paku ekor
kuda).
Beberapa manfaat tumbuhan paku, yaitu:
a. Digunakan sebagai tanaman hias, seperti:
~ Platycerium nidus (paku tanduk rusa)
~ Asplenium nidus (paku sarang burung)
~ Adiantum cuneatum (suplir)
~ Selaginella wildenowii (paku rane)
b. Sebagai bahan penghasil obat-obatan, misalnya:
~ Asipidium sp
~ Dryopteris filix-mas
~ Lycopodium clavatum
c. Sebagai tanaman sayuran, seperti:
~ Marsilea crenata (semanggi)
~ Salvinia natans (paku sampan)
~ Pteridium aqualium
d. Azolla pinnata sebagai pupuk hijau dalam pertanian
e. Gleichenia linearis sebagai pelindung tanaman di persemaian
f. Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga,
misalnya Lycopodium cernuum.
4.)
Tumbuhan
Berbiji
Ciri-ciri tumbuhan berbiji:
~ Merupakan organisme fotoautotrof.
~ Memiliki akar, batang, daun, dan bunga.
~ Merupakan tumbuhan heterospora.
~ Bentuk tubuh tumbuhan bervariasi, seperti pohon, perdu,
semak, dan herba.
~ Berkembang biak melalui proses penyerbukan dan
pembuahan yang menghasilkan biji.
Klasifikasi Tumbuhan Berbiji
Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan berbiji diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
·
Tumbuhan
biji terbuka (Gymnospermae). Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka:
~ Daun sempit, tegak dan kaku.
~ Umumnya berakar tunggang.
~ Bakal biji tidak terlindungi daging buah.
~ Pembuahan terjadi secara tunggal.
~ Bentuk tubuh tumbuhan ada yang berupa semak, perdu,
atau pohon.
~ Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, melainkan
berbentuk strobilus.
Tumbuhan biji terbuka diklasifikasikan ke dalam empat kelas, yaitu:
1. Cycadinae, memiliki ciri yaitu batangnya tidak bercabang,
daunnya berbentuk pita dengan tulang daun yang menyirip. Jenis ini memiliki
strobilus jantan yang halus dan kecil. Sedangkan, strobilus betina lebih besar
dan berkayu. Contoh: pakis haji (Cycas rumpii)
2. Gnetinae, memiliki strobilus tunggal yang tersusun
majemuk, daun berhadapan atau melingkar. Contoh: melinjo (Gnetum gnemon).
3. Coniferae, memiliki batang yang tegak, lurus, dan
bercabang, daun nya berbentuk jarum. Strobilus berbentuk kerucut, terdiri dari
strobilus jantan (berupa sisik) dan strobilus betina (menghasilkan bakal biji).
Contoh: pinus (Pinus merkusii), dan damar (Agathis alba).
4. Ginkgoinae, berupa pohon besar dengan daun lebar
berbentuk seperti kipas. Tumbuhan ini meranggas saat musim panas, dan umumnya
digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik. Contoh: ginkgo (Ginkgo
biloba)
·
Tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae). Ciri ciri tumbuhan berbiji tertutup:
~ Berdaun lebar, tunggal, dan majemuk.
~ Bakal biji terlindung oleh daging buah.
~ Akar tunggang atau serabut.
~ Pembuahan terjadi secara ganda.
~ Memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakan (benang
sari sebagai alat ke-lamin jantan dan putik sebagai alat ke-lamin betina).
Berdasarkan jumlah keping bijinya, tumbuhan angiospermae dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Monokotil (berkeping satu)
2. Dikotil (berkeping dua)
Tabel Perbedaan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Bagian
|
Monokotil
|
Dikotil
|
Akar
|
Serabut,
tidak berkambium
|
Tunggang,
berkambium
|
Batang
|
Beruas dan
berbuku, tidak bercabang
|
Tidak beruas
dan berbuku, bercabang-cabang
|
Tulang daun
|
Sejajar atau
melengkung
|
Menyirip
atau menjari
|
Keping biji
|
Satu
|
Dua
|
Perhiasan
bunga
|
Mahkota
bunga berjumlah 3 atau kelipatannya
|
Mahkota
bunga berjumlah 2, 4, 5 atau kelipatannya
|
Berkas
pembuluh
|
Tersebar
pada batang
|
Tersusun
dalam lingkaran pada batang
|
Jenis tumbuhan berbiji yang
dimanfaatkan bagi kepentingan manusia antara lain sebagai berikut:
Ü Gandum, padi, jagung dan sagu merupakan makanan utama sebagian besar
penduduk di dunia.
Ü
Kacang,
tomat, kol, kentang, dan wortel merupakan makanan sayuran sebagai sumber serat,
protein, dan vitamin.
Ü
Kapas dan
rami sebagai bahan sandang.
Ü
Kayu sebagai
bahan papan dan perabotan.
Ü
Kumis kucing,
jati, mahoni, dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon
dioksida, dan sumber oksigen.
Ü
Berbagai
jenis bunga untuk dekorasi, upacara adat dan agama, serta kosmetik.
Ü
Bahan
bangunan, contohnya, Tectona grandis.
Ü Bahan obat-obatan, contohya, Cinchona succirubra.
5.)
Alga
Ciri-ciri umum alga:
~ Ukuran
sangat beragam.
~ Tubuh algae
disebut talus.
~ Talus
terdiri atas: uniseluler dan multiseluler.
~ Bersifat
eukariotik dan inti selnya memiliki membran.
~ Mengandung
klorofil untuk fotosintesis.
~ Bersifat
autotrof.
~ Reproduksi
aseksual (pembelahan sel dan fragmentasi) dan seksual (isogami, anisogami, dan
oogami)
Beberapa jenis alga:
Ø Chlorophyta (alga hijau)
Alga ini
merupakan kelompok alga yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal,
koloni dan bersel banyak. Pigmen yang dimilikinya adalah klorofil yang
mengandung karoten. Banyak terdapat di danau, kolam tetapi sebagian ada juga
yang hidup di laut. Kelompok alga hijau berkembangbiak secara:
• Vegetatif (aseksual), yaitu:
pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni,pembentukan spora
• Generatif (seksual), yaitu:
isogami, anisogami dan oogami.
Beberapa contoh alga hijau yang
sering Anda jumpai di kolam sekitar anda antara lain :
~ Chlorophyta
bersel tunggal tidak bergerak. Contoh: Chlorella, Chlorococcum
~ Chlorophyta
bersel tunggal dapat bergerak. Contoh: Chlamidomonas
~ Chlorophyta
berbentuk koloni tidak bergerak. Contoh : Hydrodictyon
~ Chlorophyta
berbentuk koloni dapat bergerak. Contoh : Volvox
~ Chlorophyta
berbentuk benang. Contoh: Spyrogyra
~ Chlorophyta
berbentuk lembaran. Contoh: Ulva, Chara
Manfaat alga hijau diantaranya
yaitu sebagai sumber makanan dan pelengkap/ suplemen makanan, membantu
detoksifikasi bahan kimia dan logam berat seperti timah, merkuri, cadmium,
arsenik, alumunium dan uranium, Chlorella dapat mengurangi tekanan darah
tinggi, menurunkan kolesterol, mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan
fungsi kekebalan tubuh, meningkatkan kualitas hidup dan menormalkan fungsi
tubuh.
Ø Phaeophyta (alga coklat)
Bentuk tubuh alga ini seperti tumbuhan tinggi. Ada sekitar 1.500 spesies
alga coklat, sebagian besar hidup di air laut, terdampar di pantai, melekat
pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Alga coklat ini sering
disebut klep yang merupakan protista laut terbesar dan paling rumit. Berwarna
kecoklatan karena memiliki pigmen yang dominan fikosantin selain klorofil,
karoten dan xantofil. Alga coklat banyak memiliki struktur khusus. Tubuh
tanaman yang bercabang dapat memiliki kantong udara untuk mempertahankan agar
tetap dapat mengapung. Daun alga lebar yang mirip dengan daun tumbuhan biasa
terhubung ke tangkai keras disebut stipe.
Reproduksi vegetatif Phaeophyta dengan fragmentasi, reproduksi generatif
dengan membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel
betina. Di dalam konseptakel jantan terdapat anteridium dan di dalam
konseptakel betina terdapat oogonium yang menghasilkan ovum. Spermatozoid
membuahi ovum yang menghasilkan zigot. Contoh dari alga ini antara lain: Sargassum,
Macrocystis, Ectocarpus, dan Fucus. Alga coklat seperti alang-alang
batu atau Fucus merupkan organisme yang biasa terdapat digaris pantai
perairan dingin yang berbatu-batu.
Di Asia berbagai macam alga coklat dikonsumsi sebagai makanan. Banyak
orang menganggap alga coklat dan alga merah mungkin menjadi sumber makanan bagi
manusia untuk masa yang akan datang. Alga coklat mengandung vitamin dan mineral
yang seimbang dan bermanfaaat seperti serat, asam amino, dan B-kompleks,
kalsium, magnesium, iron, copper, mangan, zikn, boron dan iodine. Algin,
senyawa yang ditemukan pada alga coklat sering digunakan dalam pembuatan lateks,
bahan untuk mengkilap keramik, kosmetik, dan es krim.
Ø
Rhodophyta
(alga merah)
Alga ini
hidup di laut, bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput laut.
Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran. Warna merah karena mengandung
pigmen fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara spermatozoid dan
ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah. Contoh: Euchemma
spinosum, Gelidium, Rhodymenia dan Scinata. Euchemma spinosum
merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin. Alga merah mempunyai pigmen
yang disebut fikobilin yang terdiri dari fokoeritrin (merah) dan fikosianin (biru).
Hal ini memungkinkan alga yang hidup di bawah permukaan laut menyerap gelombang
cahaya yang tidak dapat diserap oleh klorofil. Kemudian pigmen alga ini
menyampaikan energi matahari ke molekul klorofil.
Alga merah
dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang
hidup di laut. Jenis alga ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus
crispus dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina
mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan
pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria
lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella
dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai
agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri
dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan,
perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan
penutup.
Ø Chrysophyta (alga keemasan)
Alga keemasan
adalah salah satu kelas dari kelompok alga Heterokontophyta. Warnanya yang
kuning keemasan berasal dari kandungan pigmen karotena dan xantofil yang banyak
sehingga mendominasi warna kloroplasnya dan membuat klorofil tidak terlalu
tampak. Kloroplas alga ini berbentuk cakram, pita, atau oval. Nama
"Chrysophyta" diambil dari bahasa Yunani, yaitu chrysos yang
berarti emas.
Sel-sel alga
keemasan memiliki inti sejati, dinding sel umumnya mengandung silika (SiO2)
atau zat kersik. Alga ini ada yang hanya satu sel (uniseluler) dan ada yang
terdiri atas banyak sel (multiseluler). Alga uniseluler dapat hidup sebagai
komponen fitoplankton yang dominan. Alga yang multiseluler membentuk koloni
atau berbentuk berkas pita (filamen). Habitatnya adalah air tawar, di laut, dan
di tanah yang lembab.
Ada dua cara
perkembangbiakan, seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Perkembangbiakan
generatif melalui cara-cara konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami.
Perkembangbiakan vegetatif dilakukan melalui pembelahan sel, fragmentasi,
pemisahan koloni, dan pembentukan spora (baik aplanospora maupun zoospora).
Sel-sel alga
keemasan yang telah mati khususnya jenis diatom, nantinya akan megendap dan
membentuk endapan tanah diatom. Tanah
diatom ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan filter/saringan
mikrobiologi, sebagai insulator panas dalam industri alat-alat yang menggunakan
suhu 1000˚ F ke atas, penyekat dinamit, bahan alat penyadap suara, bahan
pembuat cat & piringan hitam, penyerap nitrogliserin pada bahan peledak,
sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.
B.
Tumbuhan Tidak
Berklorofil
v
Pengertian
Tumbuhan Tidak Berklorofil
Berbeda dengan tumbuhan berklorofil, tumbuhan tak berklorofil tidak dapat
membuat makanannya sendiri atau disebut juga dengan heterotrof, sebab tidak
memiliki zat hijau daun (klorofil). Dengan kata lain tumbuhan ini tergantung
pada lingkungannya bisa berupa sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, ataupun
hewan, dan hidup sebagai parasit pada
tumbuhan inangnya.
v
Contoh-contoh
Tumbuhan Tidak Berklorofil
Ø Tali Putri (Cassytha filiformis)
Struktur
tubuh tanaman tali putri mempunyai bagian yang langsung menembus sel tumbuhan
tempat tinggalnya dan menyerap makanan yang ada di dalamnya. Bagian tali putri
yang menembus tumbuhan tempat hidupnya disebut haustoria. Apabila tali putri
hidup pada suatu tumbuhan dalam waktu yang lama, tumbuhan tersebut akan mati,
karena makanan yang dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut terserap habis oleh tali
putri.
Walaupun tumbuh sebagai parasit, ternyata tali putri
mengandung banyak khasiat, salah satunya memiliki kandungan zat yang bisa
digunakan sebagai zat pembunuh sel kanker. Tanaman tali putri sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai obat herbal anti kanker. Berdasarkan sebuah
penelitian, tanaman parasit ini memiliki efek sitotoksik atau bisa membunuh sel
kanker. Selain memiliki kandungan zat pembunuh sel kanker, tali putri juga
berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), pereda demam, anti radang,
pereda nyeri dan batuk serta beberapa penyakit lain seperti sakit kuning dan
disentri.
Kandungan senyawa aktif yang dimiliki tali putri memiliki
efek sebagai antioksidan, relaksasi pembuluh darah dan memiliki efek
antimikroba terhadap kuman gonorhe, yakni penyakit menular seksual, kuman
penyebab disentri, pembesaran kelenjar limfe hingga gangguan fungsi syaraf.
Selain berkhasiat terhadap berbagai penyakit dalam, tanaman tali putri juga
bisa untuk mengobati penyakit luar seperti luka bakar, bisul dan eksim serta
bisa juga dimanfaatkan sebagai penyubur rambut, dengan memanfaatkan kandungan
lendir yang terdapat pada tanaman ini.
Beberapa hal yang perlu diwaspadai dari penggunaan
tanaman tali putri sebagai obat herbal yaitu, adanya penelitian yang
menyebutkan bahwa pada dosis tinggi tanaman ini dapat menyebabkan kejang yang
membahayakan jiwa dan kemungkinan terjadi gangguan pembekuan darah, oleh karena
itu wanita hamil sebaiknya menghindari penggunaan tanaman ini sebagai obat
herbal.
Selain dosis yang harus dijaga, pemilihan tali putri
untuk digunakan sebagai obat herbal pun harus diperhatikan, karena tanaman ini
tumbuh di berbagai jenis tanaman lain baik yang beracun maupun tidak beracun.
Tali putri yang tumbuh di tanaman beracun sama sekali tidak boleh digunakan
sebagai obat herbal, karena justru dapat menyebabkan efek yang membahayakan. Meskipun
memiliki berbagai khasiat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, penggunaan
tanaman jenis ini masih memerlukan penelitian praklinik dan klinik lebih
lanjut, sehingga bagaimanapun tetap berkonsultasi dengan dokter ahli merupakan
pilihan yang paling bijaksana.
Ø Rafflesia
Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia
ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang
bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas
Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies
(termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali
oleh Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung
Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang,
daun ataupun akar yang sesungguhnya. Rafflesia merupakan endoparasit pada
tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan
haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu.
Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan
inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia
arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga
10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya
berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk,
karena itulah ia disebut "bunga bangkai" atau "bunga
daging". Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan
kumbang kotoran, yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina.
Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia
hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia
adalah bunga resmi negara Indonesia, begitu pula provinsi Surat Thani, Thailand.
Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk
Rafflesia membingungkan karena nama umum ini juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus
titanum (suweg raksasa/batang krebuit) dari famili Araceae. Terlebih lagi,
karena Amorphophallus mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar di dunia, ia
kadang-kadang secara salah kaprah dianggap sebagai bunga terbesar di dunia.
Baik Rafflesia maupun Amorphophallus adalah tumbuhan bunga, namun hubungan
kekerabatan mereka jauh. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal
terbesar di dunia dari seluruh tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai
dari beratnya. Amorphophallus titanum mempunyai perbungaan tak bercabang
terbesar, sementara palem talipot (Corypha umbraculifera) memiliki
perbungaan bercabang terbesar, terdiri atas ribuan bunga; tumbuhan ini
monokarpik, yang artinya tiap individu mati setelah berbunga.
Ø Jamur (fungi)
Jamur
merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil. Dinding sel jamur terdiri dari kitin,
bukan selulosa
seperti pada tumbuhan lainnya. Jamur tidak mempunyai klorofil maupun
kromatofor. Jamur yang berwarna bukan karena mengandung kromatofor melainkan
senyawa aromatik.
Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau
parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Pada dasarnya jamur bisa tumbuh di
berbagai tempat, namun sebagian besar jamur akan tumbuh subur bila berada di
daerah yang lembab dan bersuhu dingin. Reproduksi jamur dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif biasanya
dilakukan dengan membentuk spora, membelah diri, serta pembentukan kuncup.
Sementara perkembangbiakan generatif dilakukan melalui pembentukan spora askus,
konjugasi, dan menggunakan hifa yang akan menghasilkan zigospora. Ciri-ciri
jamur diantaranya yaitu:
~ Bersel banyak (multiseluler), tetapi ada sebagian kecil
yang bersel tunggal.
~ Inti sel sudah memiliki membran inti (eukariotik).
~ Tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof baik
secara parasit maupun saprofit.
~ Dinding sel tersusun atas zat kitin, glukan dan manan.
~ Tubuh tersusun atas benang-benang halus yang disebut
hifa.
~ Percabangan hifa membentuk jaringan miselium yang
berfungsi untuk menyimpan makanan.
~ Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembap, dan
kurang cahaya.
~ Reproduksi secara asek-sual melalui pembelahan dan
secara sek-sual melalui peleburan inti sel dari dua sel induk.
~ Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Struktur Dasar Sel Jamur
Ada
bermacam-macam spora yang dihasilkan oleh jamur, yaitu:
a. Spora
kembara, terutama pada jamur yang tumbuh di dalam air.
b. Endospora,
yaitu spora yang terbentuk dalam sel tubuh jamur itu sendiri.
c. Ascospora,
yaitu spora yang terbentuk dalam badan buah berbentuk gada yang disebut ascus.
d. Basidiospora,
yaitu sporaspora yang terbentuk dalam badan buah basidium.
e. Konidia,
yaitu ujung suatu hifa yang bersekat berfungsi sebagai spora.
Jamur
dapat digolongkan berdasarkan tempat hidupnya, yaitu:
1) Jamur saprofit, yaitu jamur yang hidup pada makhluk
hidup yang telah mati dan juga pada bahan sisa-sisa makhluk hidup.
2) Jamur parasit, yaitu jamur yang hidup pada makhluk
hidup yang masih hidup dan merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya.
3) Jamur simbiosis, yaitu jamur yang hidup pada makhluk
hidup yang masih hidup dan saling menguntungkan.
Karena jamur merupakan tumbuhan yang tidak berklorofil,
jamur tidak bisa membuat makanannya sendiri. Untuk memperoleh makanannya, jamur
mengeluarkan enzim. Enzim ini digunakan
untuk mencerna barang-barang yang ada disekelilingnya, seperti: daun, buah, makhluk
mati, atau bahan organik lainnya. Proses pencernaan tersebut disebut dengan
pencernaan ekstraseluler. Ekstraseluler adalah pencernaan yang berlangsung
diluar sel tubuh organism tersebut.
Macam-macam Jamur dan Manfaatnya
1.
Jamur Tiram
Jamur tiram (Pleurotus sp) atau yang lebih dikenal dengan
sebutan oyster mushroom memiliki bentuk tubuh yang menyerupai cangkang kerang
atau tiram dengan bagian tepi yang bergelombang. Jenis jamur ini cukup mudah
untuk dibudidayakan, sehingga banyak digemari para konsumen maupun pelaku
usaha. Manfaat: jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang paling sering
dimanfaatkan menjadi aneka makanan olahan jamur. Biasanya jamur tiram diolah
menjadi sate jamur, keripik jamur tiram, gule jamur, jamur crispy, dll.
2.
Jamur Kuping
Jamur kuping (Auricularia sp) merupakan jenis jamur yang
memiliki kandungan protein mineral, dan vitamin yang cukup tinggi serta bebas
kolesterol. Jamur jenis ini bisa dibudidayakan di daerah beriklim dingin sampai
panas, dengan suhu rata-rata 20-30 ºC dan kelembapan 80-90%. Selain dijual
dalam keadaan segar, jamur kuping kering juga laku dipasaran dengan harga yang
cukup mahal. Manfaat: jamur kuping sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran
ketika memasak soup jamur, sayur kimlo, keripik jamur, nasi goreng jamur, tauco
jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan cita rasa yang sangat lezat. Selain itu
jamur kuping hitam juga dimanfaatkan sebagai obat sakit jantung, pembuluh darah
dengan endapan (aterosklerqsis), penurun kolesterol dan trigliserid,
antiplatelet dan antipengentalan darah, serta sebagai antipendarahan.
3.
Jamur Shitake
Jamur shitake (Lentinus sp) sering disebut juga dengan nama hioko
atau Chinese black mushroom. Jamur jenis ini bisa tumbuh di gelondongan
kayu atau dibudidayakan dengan media berupa serbuk gergaji kayu. Manfaat : jamur
shitake dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan untuk sayur lalapan atau
dimasak menjadi aneka makanan olahan jamur. Selain itu jamur shitake juga
dimanfaatkan sebagai obat, karena mengandung lentinen yang berfungsi sebagai
anti-kanker.
4.
Jamur Lingzhi
Jamur lingzhi (Ganoderma sp) merupakan salah satu jenis jamur
yang dikenal masyarakat sebagai jamur obat. Bahkan saat ini jamur yang memiliki
bentuk seperti kipas ini disebut sebagai raja obat dari jamur, karena
khasiatnya dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Manfaat:
jamur lingzhi merupakan bahan obat yang sering digunakan sebagai campuran
minuman atau dibuat dalam bentuk kapsul. Kandungan senyawa yang terdapat dalam
jamur lingzhi berkhasiat meningkatkan kesehatan dan kebugaran konsumennya,
serta bisa juga sebagai pencegah kanker dan mencuci bahan-bahan beracun yang
ada di dalam tubuh.
5.
Jamur Maitake
Jamur maitake (Grifola sp) memiliki sebutan khusus yaitu “Hens
of the wood” atau ayam betina dari kayu. Sebutan ini diberikan karena bentuk
jamur maitake sangat mirip dengan jengger ayam. Seperti halnya pada jamur
lingzhi, jamur maitake juga dikenal masyarakat sebagai bahan obat. Manfaat: kandungan
senyawa pada jamur maitake dipercaya memiliki kemampuan sebagai anti-kanker dan
anti-HIV. Biasanya pemanfaatan jamur maitake bisa berupa ekstrak maupun dalam
bentuk serbuk.
6.
Jamur Merang
Jamur merang (Volvariella sp) merupakan jamur kompos yang banyak
digemari masyarakat. Biasanya jamur ini tumbuh ditumpukan jerami yang membusuk
pada saat musim panen padi berlangsung. Untuk membudidayakannya bisa
menggunakan jerami atau merang, limbah kapas, limbah kertas, ampas sagu, atau
serbuk gergaji kayu. Manfaat: jamur merang dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan
pangan yang diolah menjadi aneka macam masakan jamur, seperti diolah menjadi
soup jamur, tumis jamur, sate jamur, dll.
7.
Jamur Champignon/Jamur Kancing
Jamur champignon (Agaricus sp) biasa disebut juga jamur kancing.
Bentuk jamur ini sekilas sangat mirip dengan jamur merang, yang membedakannya
hanya pada batang jamur kancing terdapat bentuk yang menyerupai cincin, serta
memiliki warna putih bersih. Manfaat: rasanya yang nikmat membuat jamur
champignon digemari para konsumen sebagai salah satu bahan makanan yang sehat
dan kaya manfaat. Biasanya jamur kancing ini digunakan sebagai bahan campuran
dalam sebuah masakan.
8.
Penicillium notatum, menghasilkan antibiotic penicillin.
9.
Aspergillus wentii, berperan dalam pembuatan kecap dan tauco.
10.
Aspergillus oryzae, berperan dalam pembuatan tape dan ubi.
11.
Saccharomyces cereviceae, berperan dalam pembuatan roti.
12.
Rhizopus oryzeae, berguna dalam pembuatan tempe.
Beberapa contoh jamur yang merugikan adalah sebagai berikut:
a.
Conticium salmonella (jamur upas), hidup pada cabang pohon buah-buahan dan pohon karet, membuat
warna menjadi oranye dan cabang tumbuhan mati.
b.
Exobasidium vexans, hidup sebagai parasit pada daun teh.
c.
Odium tuckeri, parasit pada daun dan buah anggur.
d.
Sclerospora jacvanica, jamur yang menyerang jagung.
e.
Plasmodium brassiciae, menyebabkan penyakit pada kubis.
f.
Phytopora nicotineae, menyebabkan penyakit tunas pada jagung.
g.
Empusa muscae, menyebabkan penyakit pada lalat.
h.
Erysiphe polygoni, menyerang tanaman polongan terutama kacang kapri.
i.
Amanita phalloides, merupakan jamur yang sangat beracun.
j.
Tinea versicolor, yaitu penyebab penyakit panu pada kulit.
k.
Microsporium, yaitu penyebab penyakit pada rambut dan kuku.
l.
Epidermophyton floocossum, yaitu penyebab penyakit pada kaki atlet.
m.
Puccinia graminis, merupakan parasit pada rumput.
n.
Ganoderma applanatum, penyebab kerusakan pada kayu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan
bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis
tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Klorofil
terdapat dalam kloroplas. Kloroplas adalah plastid yang mengandung
klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari
fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi
tidak umum dalam semua sel.
Tumbuhan berklorofil merupakan tumbuhan hidup yang
autotrof artinya mahluk hidup yang mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya
sendiri tanpa tergantung pada mahluk hidup lain. Berbeda dengan tumbuhan
berklorofil, tumbuhan tak berklorofil t,idak dapat membuat makanannya sendiri
atau disebut juga dengan heterotrof, sebab tidak memiliki zat hijau daun
(klorofil) Dengan kata lain tumbuhan ini
tergantung pada lingkungannya bisa berupa sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan,
ataupun hewan, dan hidup sebagai parasit pada
tumbuhan inangnya.
B. Saran
Dengan
hadirnya makalah ini, diharapkan penulis maupun pembaca mampu memahami tentang perbedaan tumbuhan berklorofil dengan tumbuhan yang
tidak berklorofil. Serta mengetahui perbedaan diantara keduanya,
contoh-contohnya, serta peranannya masing-masing. Demikian saran dari penulis
semoga, makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan
http://id.wikipedia.org/wiki/Klorofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Kloroplas
http://masterbiologi.com/ciri-dan-klasifikasi-jamur/