PERANAN
MEDIA PADA TAHAP PRA-INSTRUKSIONAL
Pada
tahap pelajaran atau awal kegiatan belajar-mengajar (pra-instruksional) guru
seringkali mengalami kesulitan dalam mengarahkan perhatian, minat atau motivasi
siswa terhadap pokok bahasan yang sesaat lagi akan dipelajari. Keadaan tersebut
akan semakin terasa sulit apabila guru itu menginginkan kegiatan pengajarannya
sebagai suatu proses yang mengundang peran serta siswa secara aktif atau yang
mendorong terjadinya interaksi instruksional. Interaksi instruksional adalah
interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa dan
antara siswa dengan sumber belajar lainnya yang menghasilkan perubahan pada
aspek-aspek tertentu pada diri siswa seperti aspek intelektual, keterampilan
psikomotorik, interaktif, kognitif, dan afektif.
Media-media
pembelajaran seperti realita, poster, dan rekaman audio dapat menumbuhkan
motivasi siswa untuk mencari lebih banyak informasi dari sumber belajar lain di
dalam dan di luar sekolah. Upaya tersebut bisanya ditempuh siswa guna memenuhi
rasa ingin tahunya tentang pokok bahasannya yang relevan dengan media yang ia
gunakan. Namun besar kecilnya peranan media tahap ini sangat tergantung pada
kemauannya dan kreativitas guru dalam menciptakan dan mengkodisikan lingkungan yang
dibutuhkan. Lingkungan yang mampu merangsang rasa ingin tahu siswa dan yang
mampu mengembangkan interaksi instruksional di kelas. Dalam kondisi yang
demikian pengetahuan, kemampuan dan wawasan guru terhadap gambar dan
visualisasi yang disukai siswa SD akan sangat membantu guru dalam memilih media
yang tepat.
Uraian
di atas menjelaskan bahwa gambar termasuk media sederhana yang dapat digunakan
dengan baik di SD. Sebab gambar itu:
a. Disukai siswa
b. Murah harganya
c. Tak sulit mencarinya
Molenda (1989) menyarankan
pada kita supaya dapat membedakan;
1. Gambar yang disukai
orang karena mereka suka melihatnya dan menikmatinya,
2. Gambar yang dapat
membantu proses belajar dengan baik.
Kebanyakkan orang lebih
suka pada gambar berwarna. Namun ditinjau dari sudut efektivitas belajar,
ternyata tidak ada perbedaan yang berarti antara hasil belajar dari gambar
berwarna atau gambar hitam putih. Kecuali kalau warna itu merupakan bagian
esensial dari topic yang dipelajari. Sungguhpun siswa-siswa yang lebih besar
dan orang-orang yang dewasa lebih menyukai gambar yang rinci, namun demikian
ternyata visualisasi yang sederhana biasanya lebih efektif bagi orang dari
semua lapisan umur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar