Selasa, 04 Maret 2014

TUMBUHAN BERKLOROFIL DAN TUMBUHAN TIDAK BERKLOROFIL

MAKALAH KONSEP DASAR IPA DI SD LANJUT BAB TUMBUHAN BERKLOROFIL DAN TUMBUHAN TIDAK BERKLOROFIL
Dosen Pengampu: Drs. Daroni, M. Pd.

Nama Anggota Kelompok:
1.  Ade Apriani                  (1401412065)
2.  Kokoh Gondo Satrio   (1401412494)

Rombel: 2 A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kehadirat Allah Subhanu Wa Ta’ala atas rahmat dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami, sehingga alhamdulillah akhirnya kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA di SD Lanjut berupa makalah tentang Tumbuhan Berklorofil dan Tumbuhan Tidak Berklorofil. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari para pembaca akan membantu kami untuk memperbaiki makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami berharap semoga para pembaca dapat mendapatkan manfaat setelah membaca makalah ini dan kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, bahasa atau yang lainnya.





Tegal,     Maret  2013

                                    Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................................................... 1
B.     Tujuan Penulisan................................................................................................................... 1
C.     Rumusan Masalah................................................................................................................. 1
BAB II ISI
A.    Tumbuhan Berklorofil......................................................................................................... 2
v  Pengertian Tumbuhan Berklorofil........................................................................... 2
v  Definisi Klorofil...................................................................................................... 2
v  Fotosintesis.............................................................................................................. 3
v  Contoh-contoh Tumbuhan Berklorofil.................................................................... 4
B.     Tumbuhan Tidak Berklorofil..............................................................................................11
v  Pengertian Tumbuhan Tidak Berklorofil................................................................11
v  Contoh-contoh Tumbuhan Tidak Berklorofil.........................................................11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................................................17
B.     Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18


BAB I
PENDAHULUAN



A.     Latar Belakang Masalah
Tumbuhan memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan dan keseimbangan kehidupan di dunia ini. Tumbuhan hijau (berklorofil), misalnya memiliki peran sangat sentral di dalam menyediakan makanan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk hidup lain dengan kemampuannya mengadakan fotosintesis. Melalui proses fotosintesis, tumbuhan juga menghasilkan oksigen yang digunakan oleh makhluk hidup untuk bernapas. Tumbuhan yang tidak berhijau daun (tidak berklorofil), juga memiliki peranan penting dalam kehidupan. Di dalam ekosistem, jamur saprofit berperan di dalam menguraikan zat organik yang terdapat pada sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati menjadi zat anorganik, dan mengembalikannya kepada lingkungan abiotik. Oleh karena itu diperlukan analisis yang baik dan benar mengenai tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil agar kita dapat lebih mengetahui dan memahami tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil.

B.     Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk:
v  Memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA di SD Lanjut.
v  Menjelaskan tentang tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil.
v  Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan tumbuhan berklorofil.
v  Mengetahui beberapa contoh tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil.

C.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah penjelasan tentang tumbuhan berklorofil itu?
2.      Bagaimanakah penjelasan mengenai tumbuhan tidak berklorofil itu?






BAB II
ISI


A. Tumbuhan Berklorofil

v  Pengertian Tumbuhan Berklorofil
Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam kingdom Plantae. Ciri-ciri kingdom Plantae (dunia tumbuhan) yaitu tersusun dari sel eukariotik, multiseluler, mempunyai dinding sel dari selulosa, mempunyai klorofil, menyimpan makanan cadangan dalam bentuk amilum, dan bersifat autotrof (dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik). Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Pada umumnya, tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi memiliki organ utama seperti akar, batang, dan daun. Proses tumbuh pada tumbuhan berlangsung sepanjang hidup dan terjadi pada bagian tubuh tertentu yang disebut titik tumbuh, misalnya yang terjadi pada ujung batang dan ujung akar.
Tumbuhan berklorofil merupakan tumbuhan hidup yang autotrof artinya mahluk hidup yang mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri tanpa tergantung pada mahluk hidup lain. Makhluk hidup yang lain (bersifat heterotrof) sangat bergantung pada mahluk hidup autotrof.
Jika kita melihat tumbuh-tumbuhan, warna yang tampak paling menonjol adalah warna hijau, hal ini disebabkan adanya zat hijau daun yang disebut klorofil. Tumbuh-tumbuhan dapat pula mempunyai warna-warna lain, yaitu kuning atau merah tergantung pada pigmen (zat warna) yang dikandungnya. Pigmen atau zat warna pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdapat dalam sel-sel jaringan meristem yang dalam perkembangannya akan membentuk kloroplas ataupun kormoplas.
Semua tumbuhan berklorofil atau memiliki zat hijau bernapas dengan menggunakan stomata, termasuk pohon pisang dan mangga. Kedua tumbuhan ini berklorofil sehingga membutuhkan oksigen. Stomata adalah alat pernapasan tumbuhan berklorofil yang berupa bulu-bulu halus. Biasanya, alat ini terdapat di permukaan daun. Udara masuk melalui stomata lalu menuju ke bagian inti sel hingga akhirnya menyebar ke seluruh tubuh tumbuhan. Nah, selain lewat stomata, tumbuhan bernapas dengan pori-pori yang terdapat di batang. Udara masuk melalui pori-pori tersebut. Masih ada satu bagian lagi pada tumbuhan yang menjadi keluar masuknya udara, yaitu akar. Walaupun letaknya di dalam tanah, bukan berarti udara tidak dapat menembus akar. Justru, akar menjadi salah satu bagian penting dalam pertukaran gas oksigen dan karbondioksida yang dibutuhkan tumbuhan.

v  Definisi Klorofil
Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani, yaitu chloros artinya hijau dan phyllos artinya daun. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Molekul klorofil menyerap cahaya merah, biru, dan ungu, serta memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga mata manusia menerima warna ini. Klorofil terdapat dalam kloroplas. Kloroplas adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2x5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid.
Pada tumbuhan tingkat tinggi dapat ditemukan dua macam klorofil yaitu :
-   Klorofil a yang berwarna hijau tua
-   Klorofil b yang berwarna hijau muda
Selain kedua macam klorofil tersebut di temukan juga karotenoid dan zat warna lain sehingga daun dapat berwarna lain seperti merah kekuningan. Klorofil a merupakan klorofil utama yang berperan dalam proses fotosintesis, sedangkan klorofil b, karotenoid dan zat warna lain berfungsi sebagai penunjang dalam menangkap energi cahaya.
Meskipun bervariasi, semua klorofil memiliki struktur kimia yang bermiripan, yaitu terdiri dari porfirin tertutup (siklik), suatu tetrapirol dengan ion magnesium di pusatnya dan “ekor” terpena. Kedua gugus ini adalah kromofor (“pembawa warna”) dan berkemampuan mengeksitasi elektron apabila terkena cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Fungsi klorofil pada fotosintesis yaitu:
1.      Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam proses reaksi terang menjadi oksigen dan hidrogen.
2.      Memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat.
3.      Menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan, dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya.
4.      Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas.
5.      Menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi.
6.      Sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron pada reaksi kimia di daun.
v  Fotosintesis

Proses fotosintesis merupakan proses penyusunan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan hijau. Klorofil merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar proses fotosintesis dapat berlangsung. Selain klorofil diperlukan pula air (H2O), karbondioksida  (CO2) dan energi cahaya. Jika salah satu dari keempat komponen tersebut tidak ada maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Reaksi fotosintesis terjadi dalam kloroplas dan secara garis besar prosesnya terjadi melalui reaksi sebagai berikut:
                                                KLOROFIL
6CO2  + 6H2O                                                         C6H12O6  +  6O2
                                                                CAHAYA
          Fotosintesis terjadi melalui dua tahap reaksi, yaitu :
1)    Reaksi fotolisis/ reaksi terang/ reaksi Hill, adalah reaksi yang terjadi di dalam kloroplas, memerlukan cahaya, air terurai menjadi O2 dan H2O.
2)    Reaksi fisika CO2/ reaksi gelap/ reaksi Blackman, yaitu reaksi yang terjadi dalam kloroplas, tidak memerlukan cahaya. Prosesnya berupa siklus yang disebut Siklus Calvin.
Proses fotosintesis sangat bermanfaat bagi manusia. Pada siang hari antara tumbuhan dan manusia terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Pada siang hari tumbuhan menghasilkan oksigen yang sangat kita perlukan untuk respirasi dan sebaliknya pada waktu kita bernapas kita mengeluarkan karbondioksida  yang sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Dengan demikian antara tumbuhan dan manusia akan terjadi siklus oksigen secara sederhana. 
v  Contoh-contoh Tumbuhan Berklorofil
1.)    Tumbuhan Lumut
Ciri-ciri tumbuhan lumut:
~ Multiseluler, berklorofil, dan bersifat fotoautotrof.
~ Akar, batang, dan daun belum bisa dibedakan.
~ Tidak memiliki jaringan pembuluh.
~ Habitat di tempat lembab atau basah.
~ Memiliki siklus pergiliran keturunan (metagenesis).
~ Mengalami dua fase kehidupan. yaitu fase gametofit dan fase saprofit.
~ Merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan talus (lembaran) dan tumbuhan berkormus (cormophyta).
-Siklus Reproduksi Lumut-
Dalam perkembangbiakannya, lumut mengalami siklus pergiliran keturunan yang dikenal dengan istilah metagenesis, yaitu:
Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Menurut bentuk tubuhnya, lumut dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1.      Lumut hati (Hepaticeae), berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang dan terdapat di bawah tangkai atau talusnya. Umumnya hidup di tebing-tebing yang lembab. Contoh: Marchantia polymorpha, Ricciocarpus sp.
2.      Lumut daun (Bryophyta), banyak ditemukan di tempat yang basah atau lembab, berbatang semu, dan terdapat daun yang bersusun spiral. Pada pangkal batang terdapat rizoid yang bercabang dan bersekat dan berfungsi sebagai akar. Contoh: Polytrichum juniperinum dan Pogonatum cirratum.
3.      Lumut tanduk (Anthocerotophyta), memiliki sporofit yang membentuk kapsul memanjang mirip seperti tanduk hewan. Contoh: Anthoceros leavis.
Beberapa manfaat tumbuhan lumut, diantaranya:
Ø  Berperan dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Ø  Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang.
Ø  Beberapa spesies Sphagnum sp dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata, Sphagnum jenis cristatum dan subnitens dalam kondisi kering juga dapat digunakan untuk medium pertumbuhan pada tanaman-tanaman holtikultura, seperti sayur dan buah-buahan.
Ø  Lumut jenis Marchantia sp digunakan sebagai obat penyakit hati.
Ø  Secara keseluruhan, tumbuhan lumut yang hidup di daerah hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah terjadinya erosi, mengurangi resiko banjir, dan juga dapat berguna untuk penyerapan air tanah sehingga dapat menyediakan air pada saat terjadinya musim kemarau. Begitu juga dengan tumbuhan lumut yang sudah mati dapat dimanfaatkan menjadi penambah zat organik dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih subur dan tumbuhan lain dapat tumbuh diatasnya.
Ø  Tumbuhan lumut yang hidup di atas bebatuan juga lama kelamaan akan menyebabkan pelapukan pada batuan, sehingga batu hancur dan menjadi tanah. Proses pelapukan batuan yang dibantu oleh tumbuhan lumut disebabkan oleh rizoid lumut yang menembus permukaan batuan, sehingga batuan menjadi rapuh dan hancur lalu membentuk tanah dan menjadi tempat tumbuh tanaman lainnya, sehingga lumut juga disebut sebagai tumbuhan perintis (mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya).

2.)    Rumput
Rumput merupakan tumbuhan pendek yang sering ada di halaman, pinggir jalan atau lapangan. Rumput dianggap sebagai gulma pengganggu tanaman bila berada di sekitar tanaman yang sengaja ditanam, tapi merupakan aset utama lapangan sepak bola. Ada berbagai jenis rumput, diantaranya yaitu rumput gajah, rumput laut, rumput peking, dan lain-lain.
3.)    Tumbuhan Paku
Ciri-ciri tumbuhan paku:
~ Sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati.
~ Memiliki berkas pembuluh angkut.
~ Terdiri atas dua fase generasi, yaitu sporofit (menghasilkan spora) dan gametofit (menghasilkan sel kelamin). Fase sporofit memiliki sifat lebih dominan dari fase gametofit.
~ Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun tropofil (untuk fotosintesis) dan daun sporofil (penghasil spora).
~ Berdasarkan bentuknya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun mikrofil (daun kecil) dan daun makrofil (daun besar).
~ Habitat ada yang di darat dan di perairan.
Klasifikasi Tumbuhan Paku
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi tiga:
1.      Paku homospora, yaitu tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu jenis spora. Contoh: Adiantum cuneatum (suplir), Lycopsida (paku kawat).
2.      Paku heterospora, yaitu paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda, yaitu mikrospora (jantan) dan makrospora (betina). Contoh: Selaginella wildenowii (paku rane), Marsilea crenata (semanggi).
3.      Paku peralihan, yaitu paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Jenis ini dianggap sebagai bentuk peralihan antara paku homospora dan heterospora. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).
Beberapa manfaat tumbuhan paku, yaitu:
a.       Digunakan sebagai tanaman hias, seperti:
~ Platycerium nidus (paku tanduk rusa)
~ Asplenium nidus (paku sarang burung)
~ Adiantum cuneatum (suplir)
~ Selaginella wildenowii (paku rane)
b.      Sebagai bahan penghasil obat-obatan, misalnya:
~ Asipidium sp
~ Dryopteris filix-mas
~ Lycopodium clavatum
c.       Sebagai tanaman sayuran, seperti:
~ Marsilea crenata (semanggi)
~ Salvinia natans (paku sampan)
~ Pteridium aqualium
d.      Azolla pinnata sebagai pupuk hijau dalam pertanian
e.       Gleichenia linearis sebagai pelindung tanaman di persemaian
f.       Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya Lycopodium cernuum.

4.)    Tumbuhan Berbiji
Ciri-ciri tumbuhan berbiji:
~ Merupakan organisme fotoautotrof.
~ Memiliki akar, batang, daun, dan bunga.
~ Merupakan tumbuhan heterospora.
~ Bentuk tubuh tumbuhan bervariasi, seperti pohon, perdu, semak, dan herba.
~ Berkembang biak melalui proses penyerbukan dan pembuahan yang menghasilkan biji.
Klasifikasi Tumbuhan Berbiji
Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan berbiji diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
·         Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae). Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka:

~ Daun sempit, tegak dan kaku.
~ Umumnya berakar tunggang.

~ Bakal biji tidak terlindungi daging buah.                ~ Pembuahan terjadi secara tunggal.
~ Bentuk tubuh tumbuhan ada yang berupa semak, perdu, atau pohon.
~ Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, melainkan berbentuk strobilus.
Tumbuhan biji terbuka diklasifikasikan ke dalam empat kelas, yaitu:
1.      Cycadinae, memiliki ciri yaitu batangnya tidak bercabang, daunnya berbentuk pita dengan tulang daun yang menyirip. Jenis ini memiliki strobilus jantan yang halus dan kecil. Sedangkan, strobilus betina lebih besar dan berkayu. Contoh: pakis haji (Cycas rumpii)
2.      Gnetinae, memiliki strobilus tunggal yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar. Contoh: melinjo (Gnetum gnemon).
3.      Coniferae, memiliki batang yang tegak, lurus, dan bercabang, daun nya berbentuk jarum. Strobilus berbentuk kerucut, terdiri dari strobilus jantan (berupa sisik) dan strobilus betina (menghasilkan bakal biji). Contoh: pinus (Pinus merkusii), dan damar (Agathis alba).
4.      Ginkgoinae, berupa pohon besar dengan daun lebar berbentuk seperti kipas. Tumbuhan ini meranggas saat musim panas, dan umumnya digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik. Contoh: ginkgo (Ginkgo biloba)

·         Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Ciri ciri tumbuhan berbiji tertutup:
~ Berdaun lebar, tunggal, dan majemuk.
~ Bakal biji terlindung oleh daging buah.
~ Akar tunggang atau serabut.
~ Pembuahan terjadi secara ganda.
~ Memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakan (benang sari sebagai alat ke-lamin jantan dan putik sebagai alat ke-lamin betina).
Berdasarkan jumlah keping bijinya, tumbuhan angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Monokotil (berkeping satu)
2.      Dikotil (berkeping dua)
Tabel Perbedaan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Bagian
Monokotil
Dikotil
Akar
Serabut, tidak berkambium
Tunggang, berkambium
Batang
Beruas dan berbuku,  tidak bercabang
Tidak beruas dan berbuku, bercabang-cabang
Tulang daun
Sejajar atau melengkung
Menyirip atau menjari
Keping biji
Satu
Dua
Perhiasan bunga
Mahkota bunga berjumlah 3 atau kelipatannya
Mahkota bunga berjumlah 2, 4, 5 atau kelipatannya
Berkas pembuluh
Tersebar pada batang
Tersusun dalam lingkaran pada batang

Jenis tumbuhan berbiji yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia antara lain sebagai berikut:
Ü  Gandum, padi, jagung dan sagu merupakan makanan utama sebagian besar penduduk di dunia.
Ü  Kacang, tomat, kol, kentang, dan wortel merupakan makanan sayuran sebagai sumber serat, protein, dan vitamin.
Ü  Kapas dan rami sebagai bahan sandang.
Ü  Kayu sebagai bahan papan dan perabotan.
Ü  Kumis kucing, jati, mahoni, dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida, dan sumber oksigen.
Ü  Berbagai jenis bunga untuk dekorasi, upacara adat dan agama, serta kosmetik.
Ü  Bahan bangunan, contohnya, Tectona grandis.
Ü  Bahan obat-obatan, contohya, Cinchona succirubra.

5.)    Alga
Ciri-ciri umum alga:
~ Ukuran sangat beragam.
~ Tubuh algae disebut talus.
~ Talus terdiri atas: uniseluler dan multiseluler.
~ Bersifat eukariotik dan inti selnya memiliki membran.
~ Mengandung klorofil untuk fotosintesis.
~ Bersifat autotrof.
~ Reproduksi aseksual (pembelahan sel dan fragmentasi) dan seksual (isogami, anisogami, dan
oogami)
Beberapa jenis alga:
Ø  Chlorophyta (alga hijau)
Alga ini merupakan kelompok alga yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Pigmen yang dimilikinya adalah klorofil yang mengandung karoten. Banyak terdapat di danau, kolam tetapi sebagian ada juga yang hidup di laut. Kelompok alga hijau berkembangbiak secara:
• Vegetatif (aseksual), yaitu: pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni,pembentukan spora
• Generatif (seksual), yaitu: isogami, anisogami dan oogami.

Beberapa contoh alga hijau yang sering Anda jumpai di kolam sekitar anda antara lain :
~ Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak. Contoh: Chlorella, Chlorococcum
~ Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak. Contoh: Chlamidomonas
~ Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak. Contoh : Hydrodictyon
~ Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak. Contoh : Volvox
~ Chlorophyta berbentuk benang. Contoh: Spyrogyra
~ Chlorophyta berbentuk lembaran. Contoh: Ulva, Chara
Manfaat alga hijau diantaranya yaitu sebagai sumber makanan dan pelengkap/ suplemen makanan, membantu detoksifikasi bahan kimia dan logam berat seperti timah, merkuri, cadmium, arsenik, alumunium dan uranium, Chlorella dapat mengurangi tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol, mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, meningkatkan kualitas hidup dan menormalkan fungsi tubuh.

Ø  Phaeophyta (alga coklat)
Bentuk tubuh alga ini seperti tumbuhan tinggi. Ada sekitar 1.500 spesies alga coklat, sebagian besar hidup di air laut, terdampar di pantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Alga coklat ini sering disebut klep yang merupakan protista laut terbesar dan paling rumit. Berwarna kecoklatan karena memiliki pigmen yang dominan fikosantin selain klorofil, karoten dan xantofil. Alga coklat banyak memiliki struktur khusus. Tubuh tanaman yang bercabang dapat memiliki kantong udara untuk mempertahankan agar tetap dapat mengapung. Daun alga lebar yang mirip dengan daun tumbuhan biasa terhubung ke tangkai keras disebut stipe.
Reproduksi vegetatif Phaeophyta dengan fragmentasi, reproduksi generatif dengan membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di dalam konseptakel jantan terdapat anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium yang menghasilkan ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot. Contoh dari alga ini antara lain: Sargassum, Macrocystis, Ectocarpus, dan Fucus. Alga coklat seperti alang-alang batu atau Fucus merupkan organisme yang biasa terdapat digaris pantai perairan dingin yang berbatu-batu.
Di Asia berbagai macam alga coklat dikonsumsi sebagai makanan. Banyak orang menganggap alga coklat dan alga merah mungkin menjadi sumber makanan bagi manusia untuk masa yang akan datang. Alga coklat mengandung vitamin dan mineral yang seimbang dan bermanfaaat seperti serat, asam amino, dan B-kompleks, kalsium, magnesium, iron, copper, mangan, zikn, boron dan iodine. Algin, senyawa yang ditemukan pada alga coklat sering digunakan dalam pembuatan lateks, bahan untuk mengkilap keramik, kosmetik, dan es krim.

Ø  Rhodophyta (alga merah)
Alga ini hidup di laut, bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran. Warna merah karena mengandung pigmen fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah. Contoh: Euchemma spinosum, Gelidium, Rhodymenia dan Scinata. Euchemma spinosum merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin. Alga merah mempunyai pigmen yang disebut fikobilin yang terdiri dari fokoeritrin (merah) dan fikosianin (biru). Hal ini memungkinkan alga yang hidup di bawah permukaan laut menyerap gelombang cahaya yang tidak dapat diserap oleh klorofil. Kemudian pigmen alga ini menyampaikan energi matahari ke molekul klorofil.
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis alga ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.

Ø  Chrysophyta (alga keemasan)
Alga keemasan adalah salah satu kelas dari kelompok alga Heterokontophyta. Warnanya yang kuning keemasan berasal dari kandungan pigmen karotena dan xantofil yang banyak sehingga mendominasi warna kloroplasnya dan membuat klorofil tidak terlalu tampak. Kloroplas alga ini berbentuk cakram, pita, atau oval. Nama "Chrysophyta" diambil dari bahasa Yunani, yaitu chrysos yang berarti emas.
Sel-sel alga keemasan memiliki inti sejati, dinding sel umumnya mengandung silika (SiO2) atau zat kersik. Alga ini ada yang hanya satu sel (uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Alga uniseluler dapat hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. Alga yang multiseluler membentuk koloni atau berbentuk berkas pita (filamen). Habitatnya adalah air tawar, di laut, dan di tanah yang lembab.
Ada dua cara perkembangbiakan, seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Perkembangbiakan generatif melalui cara-cara konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami. Perkembangbiakan vegetatif dilakukan melalui pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora (baik aplanospora maupun zoospora).
Sel-sel alga keemasan yang telah mati khususnya jenis diatom, nantinya akan megendap dan membentuk  endapan tanah diatom. Tanah diatom ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan filter/saringan mikrobiologi, sebagai insulator panas dalam industri alat-alat yang menggunakan suhu 1000˚ F ke atas, penyekat dinamit, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat & piringan hitam, penyerap nitrogliserin pada bahan peledak, sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.

B.   Tumbuhan Tidak Berklorofil

v  Pengertian Tumbuhan Tidak Berklorofil
Berbeda dengan tumbuhan berklorofil, tumbuhan tak berklorofil tidak dapat membuat makanannya sendiri atau disebut juga dengan heterotrof, sebab tidak memiliki zat hijau daun (klorofil). Dengan kata lain tumbuhan ini tergantung pada lingkungannya bisa berupa sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, ataupun hewan, dan hidup sebagai parasit pada tumbuhan inangnya.

v  Contoh-contoh Tumbuhan Tidak Berklorofil
Ø  Tali Putri (Cassytha filiformis)
Struktur tubuh tanaman tali putri mempunyai bagian yang langsung menembus sel tumbuhan tempat tinggalnya dan menyerap makanan yang ada di dalamnya. Bagian tali putri yang menembus tumbuhan tempat hidupnya disebut haustoria. Apabila tali putri hidup pada suatu tumbuhan dalam waktu yang lama, tumbuhan tersebut akan mati, karena makanan yang dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut terserap habis oleh tali putri.
Walaupun tumbuh sebagai parasit, ternyata tali putri mengandung banyak khasiat, salah satunya memiliki kandungan zat yang bisa digunakan sebagai zat pembunuh sel kanker. Tanaman tali putri sangat potensial untuk dikembangkan sebagai obat herbal anti kanker. Berdasarkan sebuah penelitian, tanaman parasit ini memiliki efek sitotoksik atau bisa membunuh sel kanker. Selain memiliki kandungan zat pembunuh sel kanker, tali putri juga berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), pereda demam, anti radang, pereda nyeri dan batuk serta beberapa penyakit lain seperti sakit kuning dan disentri.
Kandungan senyawa aktif yang dimiliki tali putri memiliki efek sebagai antioksidan, relaksasi pembuluh darah dan memiliki efek antimikroba terhadap kuman gonorhe, yakni penyakit menular seksual, kuman penyebab disentri, pembesaran kelenjar limfe hingga gangguan fungsi syaraf. Selain berkhasiat terhadap berbagai penyakit dalam, tanaman tali putri juga bisa untuk mengobati penyakit luar seperti luka bakar, bisul dan eksim serta bisa juga dimanfaatkan sebagai penyubur rambut, dengan memanfaatkan kandungan lendir yang terdapat pada tanaman ini.
Beberapa hal yang perlu diwaspadai dari penggunaan tanaman tali putri sebagai obat herbal yaitu, adanya penelitian yang menyebutkan bahwa pada dosis tinggi tanaman ini dapat menyebabkan kejang yang membahayakan jiwa dan kemungkinan terjadi gangguan pembekuan darah, oleh karena itu wanita hamil sebaiknya menghindari penggunaan tanaman ini sebagai obat herbal.
Selain dosis yang harus dijaga, pemilihan tali putri untuk digunakan sebagai obat herbal pun harus diperhatikan, karena tanaman ini tumbuh di berbagai jenis tanaman lain baik yang beracun maupun tidak beracun. Tali putri yang tumbuh di tanaman beracun sama sekali tidak boleh digunakan sebagai obat herbal, karena justru dapat menyebabkan efek yang membahayakan. Meskipun memiliki berbagai khasiat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, penggunaan tanaman jenis ini masih memerlukan penelitian praklinik dan klinik lebih lanjut, sehingga bagaimanapun tetap berkonsultasi dengan dokter ahli merupakan pilihan yang paling bijaksana.
Ø Rafflesia
Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer 1997), semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya. Rafflesia merupakan endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae), menyebarkan haustoriumnya yang mirip akar di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk, karena itulah ia disebut "bunga bangkai" atau "bunga daging". Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran, yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga resmi negara Indonesia, begitu pula provinsi Surat Thani, Thailand.
Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk Rafflesia membingungkan karena nama umum ini juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg raksasa/batang krebuit) dari famili Araceae. Terlebih lagi, karena Amorphophallus mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar di dunia, ia kadang-kadang secara salah kaprah dianggap sebagai bunga terbesar di dunia. Baik Rafflesia maupun Amorphophallus adalah tumbuhan bunga, namun hubungan kekerabatan mereka jauh. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia dari seluruh tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai dari beratnya. Amorphophallus titanum mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar, sementara palem talipot (Corypha umbraculifera) memiliki perbungaan bercabang terbesar, terdiri atas ribuan bunga; tumbuhan ini monokarpik, yang artinya tiap individu mati setelah berbunga.


Ø Jamur (fungi)
Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil. Dinding sel jamur terdiri dari kitin, bukan selulosa seperti pada tumbuhan lainnya. Jamur tidak mempunyai klorofil maupun kromatofor. Jamur yang berwarna bukan karena mengandung kromatofor melainkan senyawa aromatik.
Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Pada dasarnya jamur bisa tumbuh di berbagai tempat, namun sebagian besar jamur akan tumbuh subur bila berada di daerah yang lembab dan bersuhu dingin. Reproduksi jamur dilakukan dengan dua cara, yaitu secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif biasanya dilakukan dengan membentuk spora, membelah diri, serta pembentukan kuncup. Sementara perkembangbiakan generatif dilakukan melalui pembentukan spora askus, konjugasi, dan menggunakan hifa yang akan menghasilkan zigospora. Ciri-ciri jamur diantaranya yaitu:
~ Bersel banyak (multiseluler), tetapi ada sebagian kecil yang bersel tunggal.
~ Inti sel sudah memiliki membran inti (eukariotik).
~ Tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof baik secara parasit maupun saprofit.
~ Dinding sel tersusun atas zat kitin, glukan dan manan.
~ Tubuh tersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa.
~ Percabangan hifa membentuk jaringan miselium yang berfungsi untuk menyimpan makanan.
~ Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembap, dan kurang cahaya.
~ Reproduksi secara asek-sual melalui pembelahan dan secara sek-sual melalui peleburan inti sel dari dua sel induk.
~ Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Struktur Dasar Sel Jamur


Ada bermacam-macam spora yang dihasilkan oleh jamur, yaitu:
a.    Spora kembara, terutama pada jamur yang tumbuh di dalam air.
b.    Endospora, yaitu spora yang terbentuk dalam sel tubuh jamur itu sendiri.
c.    Ascospora, yaitu spora yang terbentuk dalam badan buah berbentuk gada yang disebut ascus.
d.   Basidiospora, yaitu sporaspora yang terbentuk dalam badan buah basidium.
e.    Konidia, yaitu ujung suatu hifa yang bersekat berfungsi sebagai spora.
Jamur dapat digolongkan berdasarkan tempat hidupnya, yaitu:
1) Jamur saprofit, yaitu jamur yang hidup pada makhluk hidup yang telah mati dan juga pada bahan sisa-sisa makhluk hidup.
2) Jamur parasit, yaitu jamur yang hidup pada makhluk hidup yang masih hidup dan merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya.
3) Jamur simbiosis, yaitu jamur yang hidup pada makhluk hidup yang masih hidup dan saling menguntungkan.
Karena jamur merupakan tumbuhan yang tidak berklorofil, jamur tidak bisa membuat makanannya sendiri. Untuk memperoleh makanannya, jamur  mengeluarkan enzim. Enzim ini digunakan untuk mencerna barang-barang yang ada disekelilingnya, seperti: daun, buah, makhluk mati, atau bahan organik lainnya. Proses pencernaan tersebut disebut dengan pencernaan ekstraseluler. Ekstraseluler adalah pencernaan yang berlangsung diluar sel tubuh organism tersebut.
Macam-macam Jamur dan Manfaatnya
1.      Jamur Tiram
Jamur tiram (Pleurotus sp) atau yang lebih dikenal dengan sebutan oyster mushroom memiliki bentuk tubuh yang menyerupai cangkang kerang atau tiram dengan bagian tepi yang bergelombang. Jenis jamur ini cukup mudah untuk dibudidayakan, sehingga banyak digemari para konsumen maupun pelaku usaha. Manfaat: jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang paling sering dimanfaatkan menjadi aneka makanan olahan jamur. Biasanya jamur tiram diolah menjadi sate jamur, keripik jamur tiram, gule jamur, jamur crispy, dll.
2.      Jamur Kuping
Jamur kuping (Auricularia sp) merupakan jenis jamur yang memiliki kandungan protein mineral, dan vitamin yang cukup tinggi serta bebas kolesterol. Jamur jenis ini bisa dibudidayakan di daerah beriklim dingin sampai panas, dengan suhu rata-rata 20-30 ºC dan kelembapan 80-90%. Selain dijual dalam keadaan segar, jamur kuping kering juga laku dipasaran dengan harga yang cukup mahal. Manfaat: jamur kuping sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran ketika memasak soup jamur, sayur kimlo, keripik jamur, nasi goreng jamur, tauco jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan cita rasa yang sangat lezat. Selain itu jamur kuping hitam juga dimanfaatkan sebagai obat sakit jantung, pembuluh darah dengan endapan (aterosklerqsis), penurun kolesterol dan trigliserid, antiplatelet dan antipengentalan darah, serta sebagai antipendarahan.
3.      Jamur Shitake
Jamur shitake (Lentinus sp) sering disebut juga dengan nama hioko atau Chinese black mushroom. Jamur jenis ini bisa tumbuh di gelondongan kayu atau dibudidayakan dengan media berupa serbuk gergaji kayu. Manfaat : jamur shitake dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan untuk sayur lalapan atau dimasak menjadi aneka makanan olahan jamur. Selain itu jamur shitake juga dimanfaatkan sebagai obat, karena mengandung lentinen yang berfungsi sebagai anti-kanker.
4.      Jamur Lingzhi
Jamur lingzhi (Ganoderma sp) merupakan salah satu jenis jamur yang dikenal masyarakat sebagai jamur obat. Bahkan saat ini jamur yang memiliki bentuk seperti kipas ini disebut sebagai raja obat dari jamur, karena khasiatnya dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Manfaat: jamur lingzhi merupakan bahan obat yang sering digunakan sebagai campuran minuman atau dibuat dalam bentuk kapsul. Kandungan senyawa yang terdapat dalam jamur lingzhi berkhasiat meningkatkan kesehatan dan kebugaran konsumennya, serta bisa juga sebagai pencegah kanker dan mencuci bahan-bahan beracun yang ada di dalam tubuh.
5.      Jamur Maitake
Jamur maitake (Grifola sp) memiliki sebutan khusus yaitu “Hens of the wood” atau ayam betina dari kayu. Sebutan ini diberikan karena bentuk jamur maitake sangat mirip dengan jengger ayam. Seperti halnya pada jamur lingzhi, jamur maitake juga dikenal masyarakat sebagai bahan obat. Manfaat: kandungan senyawa pada jamur maitake dipercaya memiliki kemampuan sebagai anti-kanker dan anti-HIV. Biasanya pemanfaatan jamur maitake bisa berupa ekstrak maupun dalam bentuk serbuk.
6.      Jamur Merang
Jamur merang (Volvariella sp) merupakan jamur kompos yang banyak digemari masyarakat. Biasanya jamur ini tumbuh ditumpukan jerami yang membusuk pada saat musim panen padi berlangsung. Untuk membudidayakannya bisa menggunakan jerami atau merang, limbah kapas, limbah kertas, ampas sagu, atau serbuk gergaji kayu. Manfaat: jamur merang dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan yang diolah menjadi aneka macam masakan jamur, seperti diolah menjadi soup jamur, tumis jamur, sate jamur, dll.


7.      Jamur Champignon/Jamur Kancing
Jamur champignon (Agaricus sp) biasa disebut juga jamur kancing. Bentuk jamur ini sekilas sangat mirip dengan jamur merang, yang membedakannya hanya pada batang jamur kancing terdapat bentuk yang menyerupai cincin, serta memiliki warna putih bersih. Manfaat: rasanya yang nikmat membuat jamur champignon digemari para konsumen sebagai salah satu bahan makanan yang sehat dan kaya manfaat. Biasanya jamur kancing ini digunakan sebagai bahan campuran dalam sebuah masakan.
8.      Penicillium notatum, menghasilkan antibiotic penicillin.
9.      Aspergillus wentii, berperan dalam pembuatan kecap dan tauco.
10.  Aspergillus oryzae, berperan dalam pembuatan tape dan ubi.
11.  Saccharomyces cereviceae, berperan dalam pembuatan roti.
12.  Rhizopus oryzeae, berguna dalam pembuatan tempe.
Beberapa contoh jamur yang merugikan adalah sebagai berikut:
a.       Conticium salmonella (jamur upas), hidup pada cabang pohon buah-buahan dan pohon karet, membuat warna menjadi oranye dan cabang tumbuhan mati.
b.      Exobasidium vexans, hidup sebagai parasit pada daun teh.
c.       Odium tuckeri, parasit pada daun dan buah anggur.
d.      Sclerospora jacvanica, jamur yang menyerang jagung.
e.       Plasmodium brassiciae, menyebabkan penyakit pada kubis.
f.       Phytopora nicotineae, menyebabkan penyakit tunas pada jagung.
g.      Empusa muscae, menyebabkan penyakit pada lalat.
h.      Erysiphe polygoni, menyerang tanaman polongan terutama kacang kapri.
i.        Amanita phalloides, merupakan jamur yang sangat beracun.
j.        Tinea versicolor, yaitu penyebab penyakit panu pada kulit.
k.      Microsporium, yaitu penyebab penyakit pada rambut dan kuku.
l.        Epidermophyton floocossum, yaitu penyebab penyakit pada kaki atlet.
m.    Puccinia graminis, merupakan parasit pada rumput.
n.      Ganoderma applanatum, penyebab kerusakan pada kayu.












BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Klorofil terdapat dalam kloroplas. Kloroplas adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel.
Tumbuhan berklorofil merupakan tumbuhan hidup yang autotrof artinya mahluk hidup yang mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri tanpa tergantung pada mahluk hidup lain. Berbeda dengan tumbuhan berklorofil, tumbuhan tak berklorofil t,idak dapat membuat makanannya sendiri atau disebut juga dengan heterotrof, sebab tidak memiliki zat hijau daun (klorofil)  Dengan kata lain tumbuhan ini tergantung pada lingkungannya bisa berupa sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, ataupun hewan, dan hidup sebagai parasit pada tumbuhan inangnya.

B.   Saran

Dengan hadirnya makalah ini, diharapkan penulis maupun pembaca mampu memahami tentang perbedaan tumbuhan berklorofil dengan tumbuhan yang tidak berklorofil. Serta mengetahui perbedaan diantara keduanya, contoh-contohnya, serta peranannya masing-masing. Demikian saran dari penulis semoga, makalah ini  dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.







DAFTAR PUSTAKA


http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan
http://id.wikipedia.org/wiki/Klorofil
http://id.wikipedia.org/wiki/Kloroplas
http://masterbiologi.com/ciri-dan-klasifikasi-jamur/